Sabtu, 25 Januari 2014

*_PEMBERIAN OBAT_*

PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT

Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.

Pembarian obat mealui mata

2.Persiapan alat
a.Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
b.Buku obat
c.Bola kapas kering steril (stuppers)
d.Bola kapas basah (normal salin) steril
e.Baskom cuci dengan air hangat
f.Penutup mata (bila perlu)
g.Sarung tangan

3.Prosedur kerja
a.Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
b.Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c.Identifikasi klien secara tepat
d.Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
e.Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher
f.Pakai sarung tangan
g.Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk mata dari dalam keluar
h.Minta klien untuk melihat ke langit – langit
i.Teteskan obat tetes mata :

1.Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus konjungtiva.
2.Sementara jari tangan non dominan menarik kelopak mata kebawah.
3.Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes.
4.Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
5.Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur.
6.Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan.
7.Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60 detik

PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA

7. ALAT / BAHAN

a. Obat dalam tempatnya

b. Sarung tangan

c. Kain kasa

d. Kertas tisu

e. Kapas suplimat dalam tempatnya

f. Pengalas

g. Korentang dalam tempatnya

h. Bantalan perineum (bila perlu)

 

8. PROSEDUR KERJA

a. Cuci tangan

b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

c. Gunakan sarung tangan

d. Siapkan suplai

e. Periksa identifikasi klien dan menanyakan nama klien

f. Infeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina

g. Kaji kemampuan klien menggunakan aplikator atau supositoria dan mengambil posisi saat obat dimasukkan

h. Alur suplai di sisi tempat tidur

i. Tutup gorden atau pintu kamar

j. Bantu klien berbaring dalam posisi dorsal recumben

k. Jaga abdomen dan ekstremitas bawah tetap tertutup

l. Pastikan orifisium vagina disinari dengan baik oleh lampu kamar/lampu leher angsa (gcoseneck)

m. Masukkan supositoria dengan tangan terbungkus sarung tangan (lihat gambar)

n. Beri krim/sabun sesuai dengan petunjuk pada kemasan obat (lihat gambar)

o. Lepas sarung tangan dengan menarik bagian dalam sarung tangan keluar dan buang ke dalam wadah yang tepat, cuci tangan

p. Instruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang selama sekurang-kurangnya 10 menit

q. Apabila aplkator digunakan, cuci dengan sabun dan air hangat, bilas dan simpan untuk penggunaan selanjutnya

r. Tawarkan klien pembalut perineum ketika ia mulai bergerak

s. Inspeksi kondisi saluran vagina dan genetalia eksterna di antara pemberian obat

t. Catat nama obat, dosis, cara pemberian dan waktu pemberian obat pada catatan obat.

9. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

a. Pemberian bentuk, rute dosis waktu yang tepat

b. Simpankanlah obat supostoria padat pada tempatnya

c. Minimalkan rasa malu klien

d. Kurangi dan cegah penularan infeksi

e. Jaga kenyamanan klien

f. Pertahankan hygiene perineum

g. Jaga privasi kerja

h. Hindarkan tindakan yang dapat menyebabkan pasien merasa sakit

i. Perhatikan teknik septik dan aseptik

j. Pemberian obat harus dalam posisi rekumben

k. Menginformasikan kepada pasien tentang apa yang terjadi.